memoriez to share

30.03.08  

Minggu, 30 Maret 2008

APAKAH BERDOA SEMESTINYA MENYENANGKAN?

Ya, Jika Anda Menggunakan Bahasa Doa Anda Sendiri.


Apakah Anda bergumul dalam doa harian?

Jawaban saya, ya. Selama bertahun-tahun.

Namun tanpa mempedulikan apapun yang saya rasakan, saya tetap berdoa.
Itulah “pengajaran” dan “aturan” bagi umat Kristiani yang baik
seperti
saya.

Maka setiap hari, saya masuk ke kamar dan berbicara kepada Tuhan.

Tiga puluh menit, itulah ajaran yang saya terima. Maka saya lakukan
30 menit.

Beberapa hari, berjalan dengan baik.

Beberapa hari, rasanya seperti gigi yang sedang dibor.

Atau seperti sedot-lemak. (Kalau saja Anda menebak-nebak, saya tidak
pernah mengalaminya, tapi beberapa teman memberitahu saya hal itu
seperti penyiksaan.)

Selama hari-hari sulit berdoa itu, setiap bagian diri saya rasanya
ingin keluar dari ruangan itu. Saya merasa begitu kering. Begitu
kosong. Begitu jauh dari Tuhan.

Dan saya tidak tahu mengapa. Mengapa saya merasa begitu depresi?

Saya hanya menyimpulkan kalau itu adalah kekeringan rohani yang sering
dialami para santo-santa (Ehem!). Saya membaca bahwa Santa Theresa
dari Avila mengalami kekeringan rohani selama 20 tahun. Siapa saya
yang berhak mengeluh?

Hingga saya mengerti tentang apa yang sekarang saya sebut “Bahasa
Doa”.

Sekarang, saya sadar bahwa mungkin kekeringan rohani yang dialami oleh
banyak orang berasal dari ketidak-cintaan mereka terhadap diri sendiri
belaka. Bagaimana? Mereka tidak menghormati kepribadian mereka
sendiri, tidak mendengarkan kebutuhan mereka, dan tidak menggunakan
bahasa doa mereka sendiri.


KESOMBONGAN ROHANI SAYA

Sekali waktu, saya pikir hanya ada satu cara untuk berdoa: Cara saya!

Cara saya berdoa artinya masuk ke sebuah ruangan, duduk atau berdiri,
dan menyanyi, mendengar, dan berbicara pada Tuhan. Selama bertahun-
tahun, saya mengajar orang lain untuk melakukan hal yang persis sama.
Saya menyebutnya “Waktu Doa” dan hanya ada satu penjelasan untuk
hal
itu – yaitu penjelasan saya.

Saya ingat seorang wanita yang mengatakan, “Bo, saya menyirami
tanaman
setiap pagi. Dan ketika saya melakukan hal itu, saya membayangkan
Tuhan melakukan hal yang sama di samping saya. Dikelilingi oleh udara
yang segar dan keindahan bunga-bunga di sekitar saya, saya meluangkan
waktu bersamaNya. Ketika saya mengotori tangan saya dengan tanah,
saya diberkati. Dan saya merasa begitu disegarkan setiap pagi…”

Saya mengerutkan dahi padanya. Saya katakan, “Itu baik. Tapi Anda
tetap perlu suatu waktu doa formal dimana Anda masuk ke suatu ruangan
– dan kemudian duduk dan berdiri. Dan lalu menggunakan A.C.T.S –
Adoration, Contrition, Thanksgiving, and Supplication (Adorasi,
Pertobatan, Ucapan syukur, dan Syafaat)…”

Ampuni saya, Tuhan, untuk kesombongan rohani saya!

Mungkin sebagian dari diri saya memandang rendah kepada setiap orang
yang kehidupan doanya terlalu menyenangkan. Mana boleh dia begitu
ketika saya menderita dalam doa-doa saya?

Saya tidak pernah beranggapan bahwa dia mungkin lebih dekat pada Tuhan
dibandingkan saya.

Karena Tuhan menjadikannya seorang tukang kebun. Dan Tuhan bertemu
dengannya di taman. Tuhan berbicara padanya dengan bahasa doa yang Ia
berikan padanya.


APA BAHASA DOA ANDA?

Saya masih bertemu orang-orang yang memaksa kalau orang lain harus
berdoa dengan cara mereka.

“Anda harus pergi ke Sakramen Maha Kudus dan berlutut selama satu
jam…”

“Anda harus berdoa dalam bahasa roh…”

“Anda harus berdoa Ibadat Harian…”

“Anda harus berdoa, menyembah, melompat, dan menari seperti dalam
persekutuan doa…”

“Anda harus berdoa rosario…”

“Anda harus berdoa dengan tenang, mengosongkan pikiran Anda…”

Semua yang saya sebutkan di atas adalah bahasa-bahasa doa.

Namun bukan sesuatu yang ‘mutlak’.

Tak ada yang mutlak.

Sekarang, saya meminta orang-orang untuk menemukan bahasa doa mereka
sendiri.

Saya pun melakukannya.

Dan aaahh…, saya merasa bebas bahwa bahasa doa saya bukanlah masuk ke
suatu ruangan dan melakukan A.C.T.S. Pantas saja saya mengalami
kesulitan besar! Saya merasa ‘tidak nyambung’.


BAHASA DOA SAYA?

Inilah yang saya lakukan setiap hari ketika meluangkan waktu bersama
Tuhan …

Pagi hari, saya berjalan keluar rumah dan berdoa dalam bahasa roh.
Hanya berjalan perlahan selama beberapa menit, menyerap sinar matahari
pagi, dan menghirup hadirat Tuhan dan keindahan hari yang baru. Saya
mengklaim berkat-berkat hari itu. Saya berdoa Novena kepada Kasih
Tuhan.

Mengapa saya berdoa di luar? Karena saya mencintai alam. Saya lebih
merasakan hadirat Tuhan di luar daripada di dalam ruangan. Begitulah
Tuhan menciptakan saya.

Kemudian saya masuk ke rumah, menyalakan laptop saya, dan
“mendoakan”
buku Impian saya. Ini berupa catatan sebanyak 15 halaman yang berisi
daftar misi hidup saya. (Misi dalam hidup saya terdiri dari 4 kata:
“Untuk Mewartakan Kasih Tuhan”.) Catatan ini juga berisi impian
jangka panjang saya, termasuk apa yang ingin saya capai pada tahun
ini. Mengapa saya berdoa dengan cara ini? Karena Tuhan mendesain
psikologi saya sebagai seorang “peramal”.

Dan kemudian, saya mulai menulis. Saya menulis semua doa saya, semua
refleksi saya, dan semua yang saya temukan dan sadari. Ketika saya
melakukan ini, saya merasakan hadirat Tuhan dengan sangat nyata.
Mengapa? Karena Tuhan menciptakan saya sebagai seorang penulis, dan
menulis adalah bahasa doa saya.

Saya tidak lagi banyak bergumul ketika saya berdoa.

Saya suka berdoa. Saya rasa menyenangkan.

Karena sekarang, berdoa bisa berupa semua aktivitas ini dan aktivitas
yang lain.

Karena saya tidak terikat pada satu cara berdoa.

Karena saya menggunakan bahasa doa saya – bahasa yang Tuhan berikan
pada saya.

Karena doa adalah sebuah relasi, bukan suatu beban yang ditetapkan
oleh orang lain dan harus saya lakukan.

Hei, sekarang saya juga menghormati bahasa doa teman-teman saya…


CONTOH-CONTOH BAHASA DOA

• Seorang teman saya adalah pencinta musik. Maka setiap pagi, dia
memutar CD penyembahannya. Dan ia menyembah Tuhan dengan bernyanyi
mengikuti seluruh lagu yang diputar. Ia mengatakan pada saya bahwa
waktu doa ini benar-benar menghubungkan dia dengan Tuhan.

• Paman saya yang senang olahraga berlari pagi setiap hari. (Ia
sudah
berusia 80 sekarang, jadi ia melakukannya dengan santai.) Tapi selama
bertahun-tahun, ia berlari hingga ribuan mil. Dan ia mengatakan pada
saya bahwa setiap pagi, ia berbicara pada Tuhan seolah Yang Maha Kuasa
sedang berlari pagi di sisinya.

• Seorang teman mencintai ketenangan. Ia berjalan ke kapel terdekat
dan berdiam dengan tenang di hadapan Sakramen Maha Kudus. Ia
menyukainya.


BERDOA SECARA KREATIF DALAM KONDISI SULIT

Beberapa teman berdoa secara kreatif karena dipaksa oleh kondisi
mereka. Ketika saya belum matang, saya sering menghakimi mereka,
memaksa mereka untuk ‘menemukan’ waktu yang pantas untuk Tuhan.
Sekarang, saya malah sangat kagum pada mereka…

• Seorang teman tinggal di Bogor dan menempuh dua jam perjalanan
untuk
berangkat kerja dan dua jam lagi untuk pulang. Ia hanya bisa tidur 4
jam sehari. Namun karena ada perbaikan jalan tol sekarang di jalur
Jakarta - Bogor, relasinya dengan Tuhan pun mengalami perbaikan.
Separuh waktu perjalanannya, ia tidur. Dan separuhnya lagi, ia
mengubah bis yang ditumpangi menjadi kapel pribadinya.

• Seorang yang baru menjadi ibu hanya dapat mencuri waktu untuk
berdoa
ketika ia menidurkan bayinya. Lagu ‘ninabobo’ yang dinyanyikannya
adalah lagu-lagu penyembahan.

Teman, apakah Anda mengalami kesulitan untuk berdoa setiap hari?

Apa bahasa doa Anda?

Bagikan pada dunia. Seseorang mungkin akan disemangati oleh cara Anda
berdoa.

Dan ya, teruskan artikel ini kepada siapapun yang membutuhkan dorongan
untuk berdoa!


Semoga impian Anda menjadi kenyataan,
Bo Sanchez

AddThis Social Bookmark Button


28.03.08  

Sabtu, 29 Maret 2008


Feel happy???
ya ya yaaHhh..
SafaRiland on 28 March 08 bersama teman2 skolah PK, ternyata sudah banyak berubah dari yang dulu, banyak yang diperbaiki menjadi sangat sangat baguz guz guz, khususnya wild wild west dan baby zoo!!

AddThis Social Bookmark Button


22 March 2008  

Sabtu, 22 Maret 2008


I want my momz so much. Life feel suckz day to day. Nobody here to tell story, nobody there to share life. It feels that nobody can really understand, to become so silent n unnoticed girl. Smile without happiness, thinker with empty mind, speak without any purpose, crying whole night in my bed. Feel suckz! Maybe I will still hiding in my 'kepongpong', waiting to become a beautiful butterfly. wannabe..

AddThis Social Bookmark Button


 

Design edited by si9o